Sunday, February 27, 2011

SMU Se-Jawa Bali Lomba Bikin Jembatan dari Tusuk Sate

SMU Se-Jawa Bali Lomba Bikin Jembatan dari Tusuk Sate-Sebanyak 112 tim siswa SMA/SMK/MA se-Jawa Bali mengikuti kompetisi  bergengsi Bridge Construction Competition (BCC) 2011 di City of Tomorrow, Ahad (27/2). Penyelenggara adalah mahasiswa Jurusan D3 Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Semua peserta mengadu kepiawaian menciptakan konstruksi jembatan yang terbuat dari stik es krim dan tusuk sate yang bisa menahan beban berat setelah direkatkan dengan lem.

Hasil karya para peserta tersebut mulai diuji coba sejak pukul 10.00. Sesi uji beban merupakan saat yang paling seru dan mendebarkan. Pasalnya, disitu baru diketahui apakah jembatan tiap tim bisa tahan terhadap beban berat ataukah patah. “Uji beban ini mendapat penilaian 35 persen dari seluruh kriteria,” kata Ketua Panitia BCC 2011, Aldo Salam Lubis.

Seperti jembatan milik peserta asal SMAN 2 Surabaya yang mendapat gilirian diuji beban. Ternyata, ketika beban menyentuh angka 50 kilogram, konstruksi jembatan langsung ambruk. Yang sangat mengesankan adalah konstruksi jembatan karya siswa SMKN 5 Surabaya. Karya Mohamad Suprayitno dan M Fiqih Nurdin tersebut berhasil menahan beban hingga 570 kilogram. Setelah ditambah puluhan kilogram lagi konstruksi jembatan itu rusak.

Kegiatan tersebut merupakan kompetisi tahunan yang sudah lima kali digelar. Selain Surabaya, peserta datang dari Denpasar, Semarang, Sidoarjo, Lamongan, Jember, dan Gresik. Kriteria penilaian meliputi estetika 15 persen, ketepatan ukuran 25 persen, efisiensi bahan 30 persen dan uji beban 30 persen.

”Kami ingin mendapatkan rancangan dengan bahan sedikit, tapi kuat menanggung beban berat,” jelas mahasiswa semester empat D3 Teknik Sipil ITS Surabaya tersebut.

Usai dirancang, Sabtu (26/2), konstruksi jembatan diuji coba. Jembatan diletakkan di atas tempat pengujian. Pada bagian tengah diletakkan lempengan besi yang disambungkan dengan alat pengait. Nah, dengan alat hidrolik, lantas dilakukan pengujian beban. Semakin berat beban, maka makin bisa melihat kekuatan konstruksi jembatan tersebut. Begitu terdengar suara “prak”, proses pengujian seketika dihentikan.

Dari sekitar 112 tim, panitia akan memillih juara I, II, III. Selain itu, terdapat pula juara jembatan terindah dan juara terfavorit. Dalam ajang kompetisi itu, dilibatkan empat juri, yaitu Nur Ahmad Husin, Ibnu PUji Raharjo, Chomaedi, dan Sigit Darmawan dai internal kampus.(republika)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...