Organisasi Anti-Mine Network melihat beberapa guru memukul bom itu dengan batu untuk memanggil anak-anak agar masuk kelas di sekolah yang memiliki 700 siswa di satu daerah pedesaan, kata Daily Monitor.
"Hululedaknya masih aktif, yang berarti jika dipukul lebih kuat lagi, maka bom itu akan meledak dan mengakibatkan kerusakan yang tak terperikan," kata Wilson Bwambale, koordinator organisasi tersebut, kepada surat kabar itu sebagaimana dikutip Reuters.
Bwambale mengatakan mereka akan meledakkan bom tersebut di satu daerah yang ditutup.
Militer Uganda telah memerangi dua pemberontakan selama dua dasawarsa belakangan dan ranjau serta bom masih berceceran di bekas medan tempur di seluruh negeri itu.
Itu adalah bom kedua yang telah ditemukan Anti-Mine Network di satu sekolah Uganda dalam enam bulan belakangan.
Satu bom lagi ditemukan sewaktu digunakan oleh anak-anak pada waktu makan sebagai mainan dan ditaruh di ruang penyimpanan selama pelajaran berlangsung.
Baca juga:
Sumber: republika.co.id
No comments:
Post a Comment