5 Mitos Menyesatkan Tentang HIV
Saat mendengar kata HIV pasti membuat banyak orang merasa takut dan gelisah. Bahkan, banyak mitos yang kadang tidak diketahui kebenarannya, sehingga menimbulkan persepsi dan pemahaman yang salah.
Seksolog, Dr Shivi Jaggi dalam situs Idiva menyatakan, salah satu penyebab HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah hubungan seks tanpa pengaman seperti kondom. "Jika terinfeksi, secara bertahap bisa menghancurkan kekebalan tubuh Anda. Meskipun orang yang terinfeksi HIV masih dapat hidup normal," katanya.
Untuk mengetahui dan lebih mewaspadai virus ini, ada baiknya Anda mengenal beberapa mitos HIV yang cenderung menyesatkan. Berikut, mitos dan fakta yang perlu Anda ketahui:
Mitos 1: HIV sama dengan AIDS
Faktanya adalah, HIV tidak sama dengan AIDS. HIV dapat menyebabkan AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome. Seseorang bisa menjadi lebih rentan dan berisiko terhadap AIDS ketika kekebalan tubuh mereka semakin menurun.
"Waspada dan menggunakan obat-obatan yang tepat dapat menunda atau bahkan mencegah orang HIV positif terhadap AIDS," kata Dr Jaggi.
Mitos 2: Setia pada pasangan dijamin tidak terkena HIV
Virus HIV dapat ditularkan melalui media lain seperti penggunaan jarum suntik yang terinfeksi, transfusi darah yang terinfeksi, hubungan seks oral, seks anal, dan lain-lain.
"Intinya, hubungan monogami tidak selalu membuat Anda aman," kata seksolog yang berbasis di Mumbai, Dr Ketan Parmar. Namun, dapat mengurangi kesempatan dan risiko Anda terinfeksi.
Mitos 3: Orang dengan HIV tidak bisa mencium atau berbagi makanan
HIV dapat ditularkan melalui seks tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi atau multiple, jarum suntik, transfusi darah yang terinfeksi, dan seks oral tanpa menggunakan kondom.
Ciuman juga tidak dapat menularkan virus HIV. "Kecuali jika salah seorang tersebut mengalami luka atau luka dalam mulut mereka," kata Dr Parmar. Berbagi makanan, dan peralatan juga tidak menempatkan Anda pada risiko akan terjangkit HIV.
Mitos 4: Wanita yang terinfeksi HIV tidak bisa mempunyai anak
Wanita yang terinfeksi virus HIV sering merasa takut akan menularkan infeksinya kepada sang bayi.
"Tapi dengan terapi antiretroviral, kemungkinan penularan dari ibu ke anak sangat rendah," kata ginekolog asal Mumbai, Rishma Dhillon Pai. Hal ini memberikan banyak wanita berkesempatan untuk hamil meskipun tetap terinfeksi.
Jika ingin memastikan buah hati Anda terhindar dari infeksi, penggunaan obat harus dikonsumsi secara teratur seperti yang direkomendasikan dokter. "Jika ada komplikasi, seseorang mungkin harus memilih operasi caesar," katanya.
Namun ibu harus menghindari pemberian ASI sebagai upaya untuk meminimalkan penularan infeksi kepada sang buah hati.
Mitos 5: Anda tidak perlu kondom untuk melakukan oral seks
HIV dapat tertular melalui oral seks. "Kalau semen dari pasangan yang terinfeksi masuk ke mulut Anda dan Anda memiliki luka atau gusi berdarah, Anda akan berisiko terkena infeksi," ucap Dr Jaggi.
Ini berarti, Anda juga bisa menularkan virus ke orang lain. Menjalani gaya hidup yang sehat adalah salah satu upaya memerangi HIV. Itu adalah kunci utama yang harus Anda ingat.
Sumber:Vivanews.com
|
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment