Misteri Keringat Darah Penyakit Langka Dora-Mungkin Anda sering mendengar istilah 'berkeringat darah' untuk menunjukkan takar keseriusan kerja luar biasa. Namun, pernahkah Anda membayangkan istilah itu nyata terjadi, seperti dialami Dora Indrianti Tri Murni?
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatra Barat, itu benar-benar mengucurkan darah dari pori-pori kulit kepalanya saat dia lelah atau stres. Darah segar juga kerap mengucur dari selaput mulut, telinga, dan hidungnya.
Kisah bermula pada 2003 silam. Rembesan darah muncul pertama kali di kulit kepalanya, setelah jatuh dari tangga sebuah gedung perkantoran di Batam. Hasil scan menunjukkan, terjadi pembengkakan pembuluh darah di bagian kepala. Tanpa operasi, rembesan darah itu terhenti sekitar enam bulan kemudian.
Kehidupan Dora kembali normal. Sembari menyelesaikan pendidikannya, ia bekerja keras menghidupi dua adiknya selepas ibunya meninggal. Menjadi tenaga kebersihan, tukang ojek, hingga satpam dijalaninya. "Saya hanya tidur dua jam dalam sehari," ujar Dora kepada VIVAnews, pekan lalu.
Namun, masalah kembali muncul sekitar dua tahun lalu. Darah segar kembali membasahi kulit kepalanya saat otaknya terbebani pikiran terlalu berat. Juga selaput mulut, telinga, dan hidungnya. Dengan kondisi kian parah, ia menjalani perawatan di rumah sakit.
Dari satu dokter, dia berpindah ke dokter lain. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sakit gadis 25 tahun itu masih misteri. Sejumlah dokter di Padang menyerah. Dora pun diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani perawatan di bawah pengawasan tim dokter Hematologi dan Onkologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Berdasar hasil pemeriksaan sementara, tim dokter mendiagnosis Dora menderita kelainan fungsi trombosit (trombophaty). "Kami masih belum memahami kenapa itu bisa terjadi, tapi untuk diagnosa pertama ialah adanya kelainan pada fungsi pembekuan trombosit," kata dokter spesialis Hematologi RSCM, Shupri Efendi, yang turut menangangi Dora.
Ada tiga kemungkinan memicu kelainan itu. Pertama, sang ibu mengonsumsi suplemen yang mengganggu fungsi trombosit saat mengandung Dora. Kedua, adanya benturan atau trauma di kepala akibat jatuh beberapa tahun silam. Ketiga, adanya riwayat penyakit lupus. Pelbagai kemungkinan ini masih dalam pemeriksaan laboratorium.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih memastikan biaya pengobatan Dora dijamin pemerintah. Ia memperkirakan perawatan Dora membutuhkan waktu panjang. "Tidak ada kata sembuh bagi penyakit ini. Secara berkala, pasien harus menerima transfusi darah," kata Menteri Endang.
Air mata darah
Kasus Dora mirip dengan kondisi yang menimpa dua remaja di Amerika Serikat dan India. Jika Dora mengeluarkan darah dari pori-pori kulit di beberapa area kepalanya, mereka mengeluarkan darah dari matanya, seperti orang menangis.
Calvinno Inman, misalnya. Anak muda asal Tennessee, Amerika Serikat ini bisa mengeluarkan darah dari matanya tiga kali sehari. 'Tangisan' darah Inman bahkan bisa berlangsung hingga satu jam. Tak hanya ketika sedih, ia sering menangis tanpa sebab. "Saya sudah mulai terbiasa dengan kelainan ini, meski awalnya sangat sedih," ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dr Rex Hamilton, dokter spesialis penyakit mata atau ophthalmologi, mengatakan, Inman mungkin menderita penyakit langka haemolacria, yang artinya: tangisan darah. "Saya belum bisa mengatakan penyebabnya. Yang pasti, penyakit ini kemungkinan hanya terjadi pada satu dari sejuta orang di dunia," ujarnya.
Sementara Twinkle Dwivedi, remaja perempuan asal India ini mengucurkan darah dari matanya hingga 50 kali sehari. Bahkan serupa Dora, darah segar juga mengalir dari hidung, kepala, dan kulitnya tanpa luka. Tak jarang, ia harus menerima tranfusi lantaran kehilangan banyak darah setiap hari tanpa terkendali.
Dr George Buchanan, dokter spesialis darah atau hematologi di sebuah rumah sakit di Mumbai, mengaku sulit mendiagnosis penyakit yang diderita Dwivedi. "Saya belum pernah melihat kasus semacam ini, atau mendengarnya dalam sejarah medis," katanya.
Kasus yang dialami Dora, Inman, dan Dwivedi masih menjadi misteri di dunia medis. Masyarakat masih menanti hasil penelitian para ahli untuk mengungkap penyebab pasti kelainan langka tersebut.
Sumber: vivanews.com
No comments:
Post a Comment