Pembuatan robot ini bermula sebagai tugas akhir yang harus dikerjakan oleh enam mahasiswa untuk meraih gelar Sarjana Teknik (Robot dan Mekaktronik)/ Sarjana Ilmu Pengetahuan (Ilmu Teknik Komputer dan Perangkat Lunak). "Ruby bekerja dengan menganalisa setiap bentuk kubus yang diacak melalui web-cam. Robot ini menggunakan perangkat lunak algoritma untuk mengembangkan solusi untuk robot berkecepatan tinggi melalui sistem kontrol ketepatan waktu," kata Professor Chris Pilgrim, Dekan Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informasi).
"Keahlian para mahasiswa tersebut dalam bidang robot dan teknik perangkat lunak memudahkan mereka untuk membuat robot dengan sistem pelacakan komputer yang cepat dengan ketepatan waktu dan pergerakan yang sangat tinggi."
Tim ini terdiri dari kembar identik David and Richard Bain, Daniel Purvis, Jarrod Boyes, Miriam Parkinson and Jonathan Goldwasser.
Mereka ingin memperlihatkan kemampuan Ruby dalam memecahkan teka-teki kubus acak Rubik agar tercatat di Guinness World Records. Orang pertama yang memecahkan rekor Kubus Rubik 3*3*3 adalah Feliks Zemdegs dengan waktu terbaik 6,24 detik di Kubaroo Open 2011.
Pada bulan Oktober 2010, robot pemecah Kubus Rubik tercepat di dunia, Cubinator, dapat memecahkan Kubus Rubik yang diacak dalam waktu 18,2 detik.
Robot Ruby ini akan dipertunjukkan di Hari Pembukaan Swinburne pada tanggal 21 Agustus.
Sumber: republika.co.id
No comments:
Post a Comment