Kepada Indra Maulana dari Metro TV yang mewawancarai melalui saluran telepon, Selasa (19/7), Nazaruddin menolak mengungkap di mana ia berada. Ia memastikan masih di luar negeri. Tapi ia tidak menjawab tegas saat ditanya apakah masih ada di Singapura. "Saya berada di tempat yang aman dari rekayasa politik."
Nazaruddin menantang KPK untuk membuktikan ada aliran dana dari proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. "Jika KPK bisa membuktikan ada aliran ke rekening saya, saya akan pulang (ke Indonesia)."
Nazaruddin kembali menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum banyak menikmati uang dari proyek-proyek yang dibiayai APBN. Tender proyek itu dimenangi oleh perusahaan yang dimiliki Anas dan Nazaruddin. "Anas yang merekayasa semuanya, kok saya dijadikan tersangka," kata politikus asal Riau itu.
Berbeda dengan keterangan sebelumnya, Nazaruddin mengaku ia hanya operator. "Saya ini bawahan Anas," kata Nazaruddin. Ia kembali menegaskan, untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat digelontorkan dana sebesar 20 juta dolar AS.
Nazaruddin juga mengungkap pertemuan Anas dengan Chandra Hamzah untuk mengatur pemilihan pimpinan KPK. Skenarionya, Chandra Hamzah dan Ade Raharja kembali terpilih sebagai pimpinan KPK. Dengan begitu, KPK tidak akan memanggil Anas, Angelina Sondakh dan Wayan Koster. Angie dan Koster merupakan anggota DPR dari Demokrat dan PDIP yang terlibat dugaan suap kasus Wisma Atlet.
Ada banyak hal-hal detil yang diungkapkan Nazaruddin ikhwal patgulipat proyek APBN, keterlibatan para politikus Demokrat, anggota DPR dan kebobrokan KPK. Ikuti keterangan Nazaruddin selengkapnya dalam video berita ini.
Dengarkan di detik 0.53 dan di menit 01.23.
Baca juga:
Sumber: metrotvnews.com
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=149218
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=149218
No comments:
Post a Comment