Perilaku merokok untuk sebagian orang merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, kampus, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat dijumpai orang yang sedang merokok dan biasanya orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak peduli. Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya SMP maka sekarang dapat dijumpai anak-anak SD sudah mulai merokok secara diam-diam (Mu’tadin, 2002).
Padahal menurut Center for The Advancement of Health (dalam Wulandari, 2007), merokok adalah faktor yang dapat menyebabkan dan mempercepat kematian. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh merokok adalah kanker paru-paru, bronkhitis, penyakit-penyakit kardiovaskular, berat badan lahir rendah, dan keterbelakangan. Efek dari merokok juga dapat berinteraksi dengan faktor-faktor berisiko lainnya yang menjadi penyebab utama kematian di negara-negara maju (Ginnis, Richmand, Brandt, Windom & Mason dalam Wulandari, 2007). Contohnya, interaksi dari efek merokok dan kolesterol dapat menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan penyakit jantung.
Perilaku merokok memang merupakan perilaku yang merugikan bagi kesehatan salah satunya adalah bagi wanita yang merokok. Banyak fakta tentang kesehatan seputar wanita merokok di Amerika. Fakta tersebut antara lain:
1. resiko meninggal akibat kanker paru-paru 12 kali lebih tinggi pada wanita yang merokok dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok
2. merokok dapat mempengaruhi kemampuan untuk hamil
3. merokok selama hamil meningkatkan resiko keguguran, kelahiran mati, prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah
4. penyebab kematian pada wanita terkait merokok adalah kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru kronis
5. penyakit jantung merupakan pembunuh wanita nomer satu di Amerika
Wanita biasanya menderita penyakit jantung lebih lambat daripada pria, namun tidak begitu halnya jika wanita merokok. Faktanya wanita perokok akan menderita serangan jantung lebih cepat 12 tahun daripada wanita yang tidak merokok. Hal ini terkait hormon terpenting wanita yaitu estrogen. Pada masa remaja dan usia produktif, hormon ini melindungi wanita dari penyakit jantung. Estrogen juga meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh dan juga membantu menjaga peredaran darah, sehingga mencegah penyumbatan pada pembuluh darah yang beresiko memicu serangan jantung (Anonim, 2008).
Juniarti (1999), juga menyebutkan bahwa wanita perokok mempunyai risiko terhadap kanker mulut, faring, laring (pita suara), esophagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, leher rahim khususnya kanker paru-paru lebih tinggi dibandingkan laki-laki perokok.
Hindarto (2008) mengemukakan bahwa jika dibandingkan laki-laki perokok, wanita perokok lebih sulit melepaskan ketergantungan terhadap rokok seperti nikotin. Wanita bisa saja melepaskan diri dari rokok tapi perlu banyak dukungan psikologis untuk mewujudkannya. Menurut Croghan (2008), peneliti Mayo Clinic, dari sisi psikologis wanita lebih dekat dengan sifat mudah depresi, sensitif, mudah marah. Perasaan-perasaan itu akan menyebabkan wanita perokok akan terus mengambil sebatang rokok jika dihinggapi perasaan itu.
SURVEI PENELITI TENTANG PERILAKU MEROKOK PADA WANITA:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Wanita lebih banyak membutuhkan bantuan dan dukungan jika ingin berhenti merokok. Peneliti menyatakan, wanita bisa saja melepaskan diri dari rokok tetapi perlu lebih banyak dukungan psikologis untuk mewujudkannya. Menurut Dr. Ivana T. Croghan, peneliti Mayo Clinic, dari sisi psikologis wanita lebih dekat dengan sifat mudah depresi, sensitif, dan mudah marah. Perasaan-perasaan itu akan menyebabkan wanita perokok akan terus mengambil sebatang rokok, sebatang rokok, dan terus-menerus jika dihinggapi perasaan itu.
Emosi memang sangat berpengaruh untuk memicu seseorang menjadi seorang perokok. Dr. Ivana T. Croghan mengatakan, dukungan secara emosional, baik dilakukan oleh psikolog maupun orang-orang sekitar dapat menjadi "alat" untuk melepaskan seorang wanita dari rokok ketimbang menggunakan obat-obat medis. "Saya ingin mendorong orang yang tak ingin menggunakan obat-obat medis untuk setidaknya mendapatkan konsultasi psikologis," ujar Croghan. (Softpedia/yc)
Hayoo, gimana tuh gan? ternyata lebih banyak kerugiannya kan daripada keuntungannya?
Sumber: forum.vivanews.com
No comments:
Post a Comment