Bolivia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka menyusul tetangganya Brazil, Argentina dan Uruguay awal bulan ini. Sebuah langkah progresif. Bagaimana dengan Indonesia?
Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel pada Januari 2009, setelah serangan hebat militer Israel di Gaza. Sejak saat itu, Bolivia telah mendengarkan dan mempelajari mengenai masalah penting yang dihadapi rakyat Palestina.
Presiden Evo Morales menegaskan, Bolivia tidak dapat terus duduk diam dengan tangan menyilang, menunggu dan memandang berbagai masalah mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Juga masalah wilayah dan kedaulatan yang terjadi di Palestina.
Bahkan Presiden Morales menuduh Israel telah melakukan ‘genosida’ atau pembasmian etnik di wilayah itu. Ia juga mendesak masyarakat internasional mengambil peran aktif untuk mencegahnya.
Brasil, Argentina dan Uruguay, awal bulan ini mengakui Palestina sebagai negara merdeka, yang memancing kemarahan dari Israel. Sebagian besar negara yang mengikuti Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, enam dekade lalu, telah merdeka. Satu-satunya yang belum merdeka adalah Palestina.
Mendiang Menlu Ali Alatas pernah menyatakan, komitmen Indonesia terhadap perjuangan Palestina sudah sangat lama. Pada penyelenggaran KAA, misalnya, Indonesia hanya mengundang delegasi Palestina, dan tidak mengundang delegasi Israel yang telah menduduki wilayah Palestina sejak 1948
Indonesia telah berulangkali berupaya agar isu Palestina selalu mendapat perhatian komunitas internasional. Pada 2005, misalnya, Indonesia berhasil memasukkan isu Palestina dalam the New Asian-African Strategic Partnership (NAASP). Di bawah skema NAASP itulah, muncul agenda pemberian bantuan konkret kepada Palestina, yaitu pembangunan kapasitas (capacity building).
Belum lama ini, serangan kepada konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza, telah membuat Fatah dan Hamas bersatu. Seharusnya momentum itu dikelola secara maksimal, terutama oleh negara-negara yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina.
Para analis dan aktivis menyatakan Amerika Latin telah membuat langkah progresif soal Palestina. Indonesia sebaiknya berani mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka, seperti Bolivia. Sebagai negara Muslim, Indonesia harusnya berani melakukan hal itu.
“Presiden SBY mustinya malu pada Bolvia, Brazil, dan negara Amerika Latin lainnya yang telah melangkah tegas dan konkrit untuk mengakui Palestina itu,” kata Umar Hamdani, aktivis prodemokrasi dan Direktur Lembaga Studi Islam dan Kebudayaan (LSIK) Jakarta(inilah.com)
|
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment